Senin, 29 Juni 2015

Download RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter

Download RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter - Membuat RPP dan Silabus memang sangat penting jika Anda seorang guru, karena diwajibkan guru memiliki RPP dan perangkat pembelajaran lainnya untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan pada mata pelajaran yang diampunya, selai itu bagi Bapak/Ibu guru yang mengajar di SMK Akomodasi perhotelan Download RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter digunakan sebagai administrasi guru yang menjadi salah satu yang harus dibuat oleh guru.

Baca juga: Guru Merupakan Teladan Bagi Siswanya

Mengajar memang akan berjalan dengan baik walaupun tanpa menggunakan RPP tapi apalah arti dari formal kalau tanpa ada aturan. Jika peraturan harus dengan RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter maka tidak bisa tidak sebagai seorang guru profesional Anda harus membuat dan memiliki RPP sebagai bukti bahwa Anda mengajar dengan baik pada Mapel yang Anda ajarkan.

Download RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter

Jika Anda kebetulan seorang guru di SMK Akomodasi Perhotelan kami tawarkan RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter yang bisa Anda dapatkan. Ada beberapa kompetensi yang tersedia RPP dan Silabusnya. Berikut daftarnya:
  1. RPP Housekeeping Tamu
  2. RPP Komunikasi Telephone
  3. RPP Komunikasi Tempat Kerja
  4. RPP Membersihkan Area Peralatan
  5. RPP Memelihara Catatan Keuangan
  6. RPP Memproses Reservasi
  7. RPP Memproses Transaksi Keuangan
  8. RPP Menyiapkan Kamar Tamu
  9. RPP MKKP K3LH BLBS MMIP MKK
  10. RPP Pakaian Tamu
  11. RPP Porter
  12. RRP Receptionist

Daftar Silabus:
  1. Silabus Housekeeping Tamu
  2. Silabus Komunikasi Telephone
  3. Silabus Membersihkan Area Peralatan
  4. Silabus Menyiapkan Kamar Tamu
  5. Silabus MKKP K3LH BLBS MMIP MKK
  6. Silabus Pakaian Tamu
  7. Silabus Receptionis Porter
Itulah  RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter dan silabusnya yang kami sediakan di website utama kami tentang rpp-silabus.com

Jumat, 26 Juni 2015

Guru Merupakan Teladan Bagi Siswanya

Guru Merupakan Teladan Bagi Siswanya - Dalam satu buah lingkup pembelajaran di sekolah terutama juga sebagai guru pernahkah kita mencermati sebuah keadaan & kondisi kala peserta didik datang terlambat?. Sebahagian dari mereka menunjukkan kemalasan atau ketidaksukaannya bahkan kadang diwaktu mereka datang ke sekolah cuma buat sekedar menggugurkan kewajiban buat isi absen. Menandakan rendah sekali di antara peserta didik yg menyenangi gerakan menuntut ilmu di Sekolah.

Tragisnya ada sekian banyak peserta didik yg menyampaikan bahwa datang awal ialah yakni satu buah gerakan yg amat sia-sia, menjemukan & tak menarik sama sekali, macam mana tak, peserta didik disuruh masuk jam 7 : 15, sementara gurunya baru datang jam 7 : 30 (kapan mulai sejak pelajarannya?). Kenapa hal tersebut dapat berjalan? Apakah ketidaktepatanwaktu peserta didik terhadap gerakan menuntut ilmu ialah kesalahan peserta didik itu sendiri yg susah diarahkan ? Pasti pada awal mulanya kita mesti lebih berpikir dengan cara bijaksana.

Guru Merupakan Teladan Bagi Siswanya

Di dalam menganalisa sesuatu elemen sehingga kita mesti ingin & berikhtiar buat memetakan & mencari sumber kesalahan tersebut, tak boleh dengan cara sertamerta kita menimpakan suatu kesalahan itu terhadap diri peserta didik. Ingat kata Gus Dur, “ketika jari telunjuk kita mengarah kepada satu orang peserta didik, empat jari lainnya justru mengarah kepada diri kita”. Menjadi, alangkah baiknya apabila kita mesti mengupayakan jalankan introspeksi didahulukan sebelum menjatuhkan vonis.

Keengganan peserta didik utk sanggup “On Time” tak sepenuhnya juga sebagai kesalahan peserta didik. mungkin kesalahan itu justru sanggup berjalan kepada gurunya. Seandainya kita ingin jujur, kesusahan “On Time” ini pun berlangsung kepada guru, yg notabene sejauh ini tidak jarang menyuruh “On Time” pada peserta didik, bakal namun tak sempat menggandeng “On Time”. Kelemahan guru dalam “On Time” dapat kelihatan diwaktu guru-guru tadi diminta mengikuti upacara pagi Senin & mengampuh pelajaran terhadap jam perdana pun terhadap jam-jam sesudah istirahat. Mereka datang terlambat dgn 1001 argumen, sementera peserta didik cuma ingin tahu 1 argumen, TERLAMBAT = Datang terakhir/melewati batas waktu, Titik.

Baca juga: Cara menjadi Guru yang Disukai Siswanya

Teladan itu dapat memberikan satu buah apresiasi dan perubahan pola pikir terhadap peserta didik mengenai dengan cara apa bakal “On Time” , menghargai disaat, berpikir kritis, hormat terhadap guru, termasuk juga di dalamnya mengerjakan pekerjaan cocok disaat. Kemungkinan guru bakal terperangah & baru menyadari bahwa mereka sendiri nyaris tak sempat datang cocok diwaktu, kecuali kepada awal bln, tanda tangan penghasilan.

Lantas, pantaskah guru mengeluhkan kedisiplinan peserta didik dalam gerakan “On Time”, & sementara guru sendiri tidak dapat jadi sample bagi peserta didik ? Bagaimanapun serta, peserta didik dapat berkaca kepada gurunya. Mereka bakal tertarik utk “On Time” kalau gurunya dapat menunjukkan betapa hebatnya & sungguh mengasyikkannya datang “On Time” itu. Dalam satu buah gagasan lantaran akibat yg saling berkorelasi & berhubungan sehingga buat bisa menunjukkan sikap “On Time” itu, pasti saja satu orang guru mesti “On Time” pun.

Berkenaan bersama kedisiplinan, satu orang guru hendaknya dapat jadi sampel bagi peserta didik. Buat itu, ingin tak ingin, guru serta dituntut utk meninggalkan egonya (menomer2kan urusan keluarga pada pukul sekolah) pun berakhir mencari 1001 argumen buat “Menghalalkan” keterlambatannya. Tabiat guru mampu dijadikan sample atau bahkan jadi panutan bagi peserta didik. disamping itu, bersama “On Time”. Sebahagian gede guru kita benar-benar lebih sering sanggup mengatakan beraneka ragam teori berkaitan kedisiplinan, tapi tak akan laksanakan atau mengaplikasikan teori yg di sampaikan itu.

Contohnya, guru otomotif teramat dapat diandalkan mengemukakan teori menyangkut motor bakar, Tune-Up, Penyetelan Rem, Transmisi, pula bagaimanakah trik jadi pegawai/pengusaha yg berhasil. Tetapi, yg tidak jarang dilupakan yakni guru kurang perhatian bahkan tak mengembangkan bisnis keterampilan produktif (mendirikan bengkel sendiri, contohnya) tersebut dengan cara nyata & konsisten menerus. Apabila guru suka berikan teladan, pasti dapat memotivasi peserta didik buat suka bekerja pun.

Sebenarnya, “On Time” sanggup dimulai dari hal-hal yg sederhana. Mampu dari pengalaman pribadi yg mengidolakan Guru“On Time” semasa di Sekolah dahulu, menumbuhkan rasa malu datang terlambat, mencintai profesi, bahkan apabila mengizinkan menambah pengetahuan berkaitan pentingnya PROSES PENDIDIKAN, biar lebih tahu betapa berperannya seseorang guru kepada karakter anak. Sekian Banyak peserta didik bahkan ada yg tidak jarang “On Time” walaupun datang bersama perut yg tetap kosong, bukankah itu yakni satu buah tamparan bagi seluruhnya guru?.

Haruskah satu orang guru senantiasa “On Time”? Jawabannya, pasti saja. Dapat namun tak mengesampingkan 4 kecerdasan guru yg ada & dinilai kepada proses pemberian tunjangan fungsional guru (sertifikasi guru).

Seluruhnya itu memerlukan proses, kalau serius jalankan, pasti bakal terbentang jalan. Ingat, di balik kesusahan tentu ada kemudahan (Inna ma’al ‘ushri yushro). Menjadi, benar benar tak beralasan jikalau masihlah ada guru yg dalam peristiwa keguruannya tak sempat dapat berikan teladan “On Time” kepada siswanya. Guru merupakan teladan untuk siswanya

Tetapi, kalau guru yg tidak jarang terlambat ini masihlah sanggup yakin diri mengajar di hadapan para peserta didik tidak dengan merasa punyai beban moral atau tidak dengan punyai kemauan buat mengganti tabiat “menyimpangnya”, sungguh ‘luar biasa’. Hasilnya, silahkan kita bangkitkan semangat selalu untuk “On Time” biar kita bisa berikan teladan macam mana kiat “On Time” itu pada para peserta didik kita sepeninggal kakak kelasnya.

Tulisan ini adalah hasil “bertapa” selagi 4 hri di rumah & sejumlah SMS peserta didik yg menanyakan informasi informasi & mengabarkan informasi menyangkut tabiat “menyimpang” guru-gurunya, pula juga sebagai kado Hri Pendidikan Nasional. “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.

Cara menjadi Guru yang Disukai Siswanya

Guru adalah teladan bagi siswa supaya mereka akan jadi manusia yg sesungguhnya. Biar anak mampu mencerna seluruhnya faktor yg diberikan oleh guru pastinya kita mesti memberikannya dgn apa yg disenangi oleh mereka. Buat itu kita butuh jadi guru yang disukai siswa, Jika guru disukai siswanya dalam arti mereka senang belajar dengan guru tersebut maka ilmunya un akan muda diserap oleh siswa.

Baca juga: Nilai-Nilai Karakter Siswa yang Diharapkan

Banyak sekali kejadian guru menjadi horor bagi siswa, menakutkan dan akibatnya siswa malas belajar dengan guru tersebut. Sebaliknya karena guru terlalu lembek atau tidak berwibawa dihadapan siswa, beliau menjadi bahan candaan atau dikacangin saat mengajar. Menjadi guru yang disukai siswa memang bukan perkara gampang, perlu di dalami dan terus pelajari agar sebagai guru bisa menjadi guru yang disukai oleh siswa. Ada beberapa trik, tips atau referensi untuk Anda yang berprofesi sebagai guru yang saya rangkum dari berbagai sumber. Guru yg disukai peserta didik yaitu guru yang :
  1. Mengunakan metode pembelajaran yg bervariatif & menyenangkan. Tiap-tiap materi mempunyai trick penyampaiaan yg berbagai. Guru jangan sampai cuma terpaku dgn satu metode saja, contohnya cuma ceramah. Pun pakai metode yg menyenangkan, adalah yg menciptakan murid aktif & laksanakan sendiri.
  2. Guru yg bisa membuat keadaan menuntut ilmu mengajar yg kondusif. Guru yg menguasai materi & menyampaikannya dgn enak & gampang dipahami murid. & guru yg memberikan penilaian yg obyektif.
  3. Guru yg humoris. Bila ditanya, guru yg seperti apa yg paling disukai murid? Nyaris tentu kebanyakkan yaitu guru yg humoris. Pasti bersama candaan & humor menciptakan menuntut ilmu lebih menyenangkan. Namun bukan berarti humor yg menyinggung kekurangan muridnya, melainkan humor terhadap lokasi & kala yg pas.
  4. Guru yg memberikan hak & keperluan muridnya. Murid pun mempunyai hak yg mesti dipenuhi oleh gurunya, contohnya hak tanya & memperoleh jawaban yg sesuai. & serta guru yg senangi yakni guru yg memberikan kepentingan peserta didik, baik itu kepentingan bakal karakter & perkembangannya maupun keperluan buat dihargai.
  5. Guru yg menjaga martabat, tidak cuma membuat jalinan yg harmonis dgn muridnya, guru serta mesti menjaga wibawanya. Itu tercermin dari tingkah laku atau sikap di dalam kelas atau di luar kelas.
  6. Guru yg dapat jadi sample atau suri tauladan. Makin lama makin menyusut sosok panutan, guru mesti terus mampu jadi sampel utk murid-muridnya. Tak cuma pandai bicara namun pula sanggup mempraktekannya.
  7. Guru yg senantiasa berpenampilan menarik & murah senyum pula sabar. Menjaga tampilan yg menarik, rapi menciptakan murid merasa betah dgn guru. Begitupun bersama senyum, murid yg yg ‘bermasalah/nakal’ dapat luntur & dapat gemar guru yg suak senyum dgn tulus & sabar.
  8. Guru yg membina dgn hati & memberi inspirasi. Membina atau mengajar bukan cuma dianggap yang merupakan tugas atau profesi, lebih dari itu pun dimaknai juga sebagai pengabdian & ibadah. Murid bukan cuma sbg obyek, tapi pun insan seperti anak, yg tak cuma dididik serta didoakan.
Cara menjadi Guru yang Disukai Siswanya
Itulah ciri-ciri guru yang disukai siswanya. Masih banyak lagi yang harus digali, bukan hanya ciri-ciri di atas saja. Semoga bermanfaat bagi Anda. terima kasih

Kamis, 25 Juni 2015

Nilai-Nilai Karakter Siswa yang Diharapkan


Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

Nilai-Nilai Karakter Siswa yang Diharapkan - Mengembangkan kebiasaan dan perilaku terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal, dan tradisi budaya bangsa INDONESIA yang religius.
 Adapun 18 karakter yang harus dimiliki oleh siswa sebagai berikut.
1.       Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2.       Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3.       Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4.       Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
5.       Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6.       Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7.       Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
Nilai-Nilai Karakter Siswa yang Diharapkan

8.       Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
9.       Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10.   Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
11.   Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

Baca juga: RPP Matematika SMP Berkarakter Kelas VII 

12.   Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13.   Bersahabat/Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14.   Cinta Damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15.   Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16.   Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
17.   Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18.   Tanggung-jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Selasa, 23 Juni 2015

RPP Matematika SMP Berkarakter Kelas VII

Anda sedang mencari RPP Matematika SMP Berkarakter Kelas VII? Sudah dapat? Jika belum dapat silahkan dapatkan disini. Siapa tahu yang Anda butuhkan tersedia di sini.  RPP Matematika SMP Berkarakter Kelas VII adalah salah satu perangkat pembelajaran yang merupakan administrasi guru yang tentunya menjadi sebuah kewajiban bagi seorang guru di pendidikan formal untuk memiikinya, karena dengan RPP Matematika SMP Berkarakter Kelas VII ini Anda bisa terarah dalam mengajar Matematika di Kelas VII SMP dan tujuan pembelejaran dapat tercapai dengan bSilabus yakni ide pembelajaran terhadap sebuah dan/atau group mata pelajaran/tema tertentu yg mencakuenar dan siswa mendapatkan ilmu yang utuh, sehingga saat diberikan test atau evaluaasi mereka bisa menyelesaikannya dengan mudah dan mendapatkan nilai matematika yang sempurna atau baik.
RPP Matematika SMP Berkarakter Kelas VII

Dalam RPP Matematika SMP Berkarakter Kelas VII ini harus termuat elemen-elemen RPP seperti Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi waktu, & sumber/bahan/alat menuntut ilmu. Silabus yakni penjabaran standar kompetensi & kompetensi basic ke dalam materi pokok/pembelajaran, aktivitas pembelajaran, & indikator pencapaian kompetensi buat penilaian (BSNP, 2006 : 14).
RPP yaitu singkatan dari Gagasan Pembuatan Pembelajaran, RPP yakni konsep yg menggambarkan prosedur & pengorganisasian pembelajaran utk mencapai satu kompetensi basic yg ditetapkan dalam Standar Mengisi & di jabarkan dalam Silabus. Lingkup Konsep Pengerjaan Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi basic yg terdiri atas 1 (satu) indikator atau sekian banyak indikator utk 1 (satu) kali jumpa atau lebih.

RPP Matematika SMP Berkarakter Kelas VII ini bertujuan utk menunjang guru yg membutuhkan juga sebagai bahan referensi buat menyusun RPP & Silabus berkarakter.
Bpk & Ibu guru dapat unduh RPP & Silabus Matematika SMP/MTS kelas 7, 8, & 9 dengan cara free lewat link unduh di bawah ini.

Berikut RPP Matematika berkarakter SMP Kelas 7 8 & 9
RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VII - 1
RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VII - 2
RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VIII - 1
RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VIII - 2
RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas IX - 1
RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas IX - 2

Berikut Silabus Matematika berkarakter SMP Kelas 7 8 & 9
Silabus Matematika Berkarakter SMP Kelas 7 Semester satu
Silabus Matematika Berkarakter SMP Kelas 7 Semester dua
Silabus Matematika Berkarakter SMP Kelas 8 Semester satu
Silabus Matematika Berkarakter SMP Kelas 8 Semester dua
Silabus Matematika Berkarakter SMP Kelas 9 Semester satu
Silabus Matematika Berkarakter SMP Kelas 9 Semester dua
Tidak Cuma Silabus & RPP Matematika Berkarakter kamu pula dapat mendownload piranti pengajar yg yang lain :

1. SK KD
2. Pemetaan
3. Acara Semester
4. Acara Tahunan
5. KKM
Berikut list Piranti Pembelajran SMP/MTS yg yang lain :
  1. KKM Kelas VII
  2. KKM Kelas VIII
  3. KKM Kelas IX
  4. SK KD Kelas VII
  5. SK KD Kelas VIII
  6. SK KD Kelas IX
  7. PROTA Kelas VII
  8. PROTA Kelas VIII
  9. PROTA Kelas IX
  10. PROMES Kelas VII
  11. PROMES Kelas VIII
  12. PROMES Kelas IX
  13. PEMETAAN Kelas VII
  14. PEMETAAN Kelas VIII
  15. PEMETAAN Kelas IX
Mudah-mudahan Link Unduh RPP & Silabus Matematika SMP/MTS Free ini mampu mempermudah bapak/ibu guru dalam menyiapkan piranti pembelajarannya & pula mampu menolong rekan-rekan dalam memenuhi tugasnya.
Terima kasih…

Kamis, 18 Juni 2015

Materi Pembelajaran di Sekolah

1. Pengertian Materi Pembelajaran

Dengan Cara garis agung akan dikemukakan bahwa materi pembelajaran (instructional material) merupakan wawasan, keterampilan, & sikap yg mesti dikuasai oleh peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yg ditetapkan. Menurut National Center for Vocational Education Research Ltd ada tiga pengertian materi pembelajaran yakni : 1) adalah kabar, fasilitas & teks yg difungsikan guru/ instruktur buat perencanaan & penelaah inplementasi pembelajaran; 2) segala wujud bahan yg diperlukan buat menunjang guru/ instruktur dalam gerakan mencari ilmu mengajar di kelas; 3) seperangkat substansi pembelajaran yg disusun dengan cara sistematis, menampilkan sosok yg utuh dari kompetensi yg dapat dikuasai peserta didik dalam proses pembelajaran.
Materi pembelajaran menempati posisi yg teramat mutlak dari total kurikulum, yg mesti dipersiapkan biar pengerjaan pembelajaran mampu mencapai sasaran yg serasi bersama Standar Kompetensi & Kompetensi Basic. Artinya materi yg ditentukan utk aktivitas pembelajaran hendaknya materi yg memang menopang tercapainya standar kompetensi & kompetensi basic juga indicator.

2. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran

Jenis-jenis materi pembelajaran sanggup diklasifikasikan yang merupakan berikut :
a. Fakta ialah segala perihal yg berwujud kenyataan & kebenaran, meliputi nama-nama objek, histori, lambang, nama lokasi, nama orang & lain sebagainya. Sampel : mulut, paru-paru
b. Gagasan ialah segala yg berwujud pengertian-pengertian baru yg sanggup timbul yang merupakan hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, cirri kusus, hakikat, inti/isi dan seterusnya. Sampel : Hutan hujan tropis di Indonesia sbg sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia dengan cara in-situ & ex-situ, dan seterusnya.
c. Prinsip yakni berupa hal-hal pokok & mempunyai posisi terpenting meliputi dalil, rumus, paradigm, teori pun interaksi antar rencana yg menggambarkan implikasi karena akibat. Sample : hukum Handy-Weinberg
d. Prosedur adalah langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam lakukan satu buah gerakan & kronologi satu buah system. Sampel : langkah-langkah dalam memanfaatkan metode ilmiah adalah merumuskan masalah, observasi, hipotesis, melaksanakan eksperimen & menarik rangkuman.
e. Sikap atau nilai yaitu hasil menuntut ilmu perihal sikap.
Sample : Pemanfaatan lingkungan hidup & pembangunan berkelanjutan, ialah pengertian lingkungan, komponen ekosistem, lingkungan hidup yang merupakan sumberdaya, pembangunan berkelanjutan
Materi Pembelajaran di Sekolah

3. Prinsip-Prinsip Penentuan Materi Pelajaran

Prinsip – prinsip yg dijadikan basic dalam tentukan materi pembelajaran ialah :
a. Relevansi (kesesuaian)
Materi pembelajaran hendaknya relevan bersama pencapaian standar kompetensi & kompetensi basic. Seandainya kebolehan yg di inginkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, sehingga materi pembelajaran yg diajarkan mesti berupa fakta, bukan ide atau prinsip maupun kategori materi lain. Sample : kompetensi basic yg mesti dikuasai siswa yakni ”mendeskripsikan sistim gerak terhadap manusia & hubungannya bersama manusia” sehingga pemilihan materi pembelajaran yg diungkapkan semestinya ”
b. Konsistensi (keajegan)
Bila kompetensi basic yg mesti dikuasai peserta didik ada dua macam sehingga materi yg diajarkan serta mesti meliputi dua macam. Sampel : kompetensi basic yg mesti dikuasai peserta didik merupakan ”pengajaran berkenaan system panca indera”
c. Adquency (kecukupan)
Materi yg diajarkan hendaknya pass memadai dalam meringankan peserta didik menguasai konpetensi basic yg diajarkan. Materi tak boleh terlampaui sedikit & tak boleh terlampaui tidak sedikit. Jikalau terlampaui sedikit sehingga kurang menunjang tercapainya standar kompetensi & kompetensi basic. Sebaliknya jikalau terlampaui tidak sedikit sehingga bakal mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum.

Dalam pengembangan materi menuntut ilmu guru mesti dapat mengidentifikasikan & memperhitungkan hal-hal berikut :
a. Potensi peserta didik meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial & potensi vokasional
b. Relevansi & karakteristik daerah. Seandainya siswa bersekolah & berlokasi di daerah pantai, sehingga pengembangan materi pembelajaran diupayakan biar selaras bersama keadaan penduduk pantai.
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial & spiritual siswa
d. Kebermanfaatan bagi peserta didik. Pengembangan materi pembelajaran diupayakan biar manfaatnya akan dirasakan peserta didik dalam dikala yg relative singkat sesudah satu buah materi pembelajaran tuntas dilaksanakan.
e. Struktur keilmuan yg serasi bersama materi pembelajaran satu buah ilmu.
f. Aktulaitas, kedalaman & keluasan materi pembelajaran. Mengembangkan materi pembelajaran hendaknya pertimbangkan potensi peserta didik, tingkat perkembangan peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, alokasi kala & perkembangan peradaban dunia
g. Relevansi keperluan siswa & tuntunan lingkungan
h. Alokasi disaat

4. Cakupan Materi Pembelajaran

Dalam cakupan atau tempat lingkup materi pembelajaran mesti memperhatikan sekian banyak faktor berikut :
a. Elemen kognitif, perihal afektif atau factor psikomotor, lantaran waktu telah diimplementasikan dalam proses pembelajaran sehingga setiap kategori spesifikasinya materi tersebut memerlukan strategi & fasilitas pembelajaran yg berbeda-beda. Terkecuali memperhatikan type materi serta mesti memperhatikan prinsip-prinsip yg butuh dipakai dalam tentukan cakupan pembelajaran yg berkaitan keluasan & kedalaman materi
b. Keluasan materi berarti menggambarkan seberapa tidak sedikit materi-materi yg dimasukkan ke dalam satu buah materi pembelajaran. Kedalaman materi yg mengenai detil konsep-konsep yg terkandung di dalamnya yg mesti dipelajari oleh siswa.
c. Kecakupan atau memadainya cakupan materi pun butuh diperhatikan. Memadainya cakupan perihal materi pembelajaran dapat amat meringankan tercapainya penguasaan kompetensi basic yg sudah ditentukan. Cakupan atau area lingkup materi butuh ditentukan utk mengetahui apakah materi yg bakal diajarkan terlampaui tidak sedikit, terlampaui sedikit atau sudah memadai maka berjalan kesesuaian bersama kompetensi basic yg mau di capai.

Rabu, 17 Juni 2015

Macam -Macam Metode Pembelajaran Baru

Sekian Banyak pekan dulu aku mengikuti bimbingan teknis kurikulum 2013 tingkat KKM di daerah aku, ada pengalaman & kesan yg pass menggelitik waktu para peserta diminta buat menyusun Konsep Pengerjaan Pembelajaran (RPP). Waktu itu kami dibagi jadi sekian banyak grup, nantinya tiap grup mesti pilih seseorang wakil buat aktivitas Peer Teaching. Singkat narasi kami pilih satu orang guru senior yg bakal jadi wakil dari grup kami, tetapi dia belum menyelesaikan RPP nya, dulu RPP aku yg mereka memilih & mereka pelajari.

Waktu mereka membaca kepada poin Metode Pembelajaran yg bakal difungsikan mereka tiba-tiba tertawa & saling berbisik, dulu tak lama selanjutnya menghampiri aku seraya bicara " Neng ini metode pembelajarannya salah, periode ada metode pengamatan & narasi segala, metode kan kayak ceramah, bertanya jawab" sejenak aku tersenyum sambil mengemukakan bu, metode pembelajaran itu tidak sedikit, termasuk juga salah satunya pengamatan & bercerita, namun dirinya tak ingin terima & kekeh kepada opininya bahwa metode yg aku tuliskan itu salah.

Macam -Macam Metode Pembelajaran Baru

Mencari Ilmu dari pengalaman tersebut, hasilnya aku terinspirasi buat sekedar sharing mengenai sekian banyak metode pembelajaran yg barangkali dapat menambah wawasan bapak/ibu guru dalam laksanakan pembelajaran.
Adapun metode-metode tersebut diantaranya :

Demonstrasi ( Demonstration )
Dalam aktivitas pembelajaran memakai demonstrasi, guru memperagakan atau menunjukkan trick mengerjakan satu buah prosedur, trik bekerjanya sebuah prinsip, kiat memakai satu buah peralatan,dan seterusnya.

Pengamatan ( Observasi )
Metode pembelajaran yg hendaknya peserta didik mengamati dengan cara cek obyek studi atau materi yg dipelajari dgn maksud biar peserta didik mendapati gambaran & pengertian yg terang.

Cooperative script
Skrip kooperatif yakni metode menuntut ilmu di mana peserta didik bekerja berpasangan & dengan cara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yg dipelajari.

Diskusi
Metode mengajar yg menghendaki sekelompok peserta didik ( 3 orang atau lebih ) membahas sebuah masalah ditinjau dari beraneka ragam sisi atau sisi pandang.

Debat
Metode pembelajaran di mana peserta didik baik dengan cara individual atau grup dilatih, di satu pihak buat mengemukkan satu buah pernyataan pada sebuah persoalan, sedangkan group lain utk mengatakan bantahan, sanggahan, atau opini yg tidak serupa bersama disertai argumen

Dramatisasi
Metode mengajar di mana sekelompok peserta didik ditugasi memerankan atau membawakan sebuah narasi baik narasi fiktif ataupun narasi peristiwa.

Latihan ( Drill )
Aktivitas menuntut ilmu bersama berlatih dengan cara rutin, berulangkali, & intensif dgn tujuan menolong peserta didik menguasai keterampilan ( skills ) tertentu.

Percobaan ( Eksperimen )
Aktivitas menuntut ilmu yg menghendaki peserta didik memberikan perlakuan ( treatment ) yg berbeda-beda pada satu buah obyek atau subyek utk diamati ada tidaknya pengaruh atau ada tidaknya perbedaan pengaruh perlakuan tadi.

Pengalaman Arena Lapang ( Field Experience )
Gerakan mempelajari dengan cara serta-merta praktek di arena lapang kerja yg sesungguhnya. Sampel : Para peserta didik disuruh mengamati dengan cara serta-merta bagaimanakah proses pengerjaan Peraturan Daerah,biar lebih terang.

Permainan ( Gaming )
Aktivitas menggali ilmu yg menghendaki peserta didik berkompetensi atau berlomba baik dengan cara fisik ataupun mental tepat bersama aturan permainan yg sudah ditetapkan.

Studi Independen ( Independent Study )
Metode pembelajaran di mana peserta didik jalankan aktivitas bukan dalam wujud pembelajaran di kelas dengan cara klasikal, melainkan dgn jalan jalankan bermacam aktivitas seperti konsultasi dgn guru, instruktur, nara sumber, dalam rangka menyelesaikan tugasnya.

Pengalaman Laboratorium ( Laboratori Experience )
Gerakan mencari ilmu yg dilaksanakan dalam sebuah laboratorium direncanakan buat satu buah grup peserta didik yg belajar satu buah sektor studi tertentu termasuk juga memperaktekkan teori – teori bersama lewat pengamatan, percobaan, riset, menggali ilmu bahasa asing, termasuk juga didilamnya mencari ilmu dgn jalan demonstrasi, latihan ( drill ) & praktikum.

Kuliah atau Ceramah ( Lecturing )
Sebuah metode pembelajaran di mana guru atau instruktur menyajikan materi pelajaran dengan cara lisan menyangkut sebuah fakta atau dalil dalil atau prinsip. Peserta Didik mengikuti pelajaran bersama mendengarkan & mencatat.

Mendengarkan ( Listening )
Peserta Didik melakukan secara mendengarkan. Sample : peserta didik dilatih mendengarakan radio & menonton siaran Televisi, setelah itu peserta didik disuruh menarik ringkasan & analisis dari informasi alat tersebut.

Model & Tiruan ( Modelling and Imitation )
Gerakan mencari ilmu di mana peserta didik ditunjukkan satu buah model yg baik buat dijadikan sample atau teladan buat ditiru pelakunya .

Diskusi Panel ( Panel discussion )
metode pembelajaran di mana materi pelajaran di sampaikan oleh orang-orang yg mempunyai keahlian dibidang masing masing dalam satu buah forum.

Praktikum
Gerakan mencari ilmu di mana sisiwa dikasih peluang utk mempraktekkan wawasan pemahaman & keterampilan yg diperleh.

Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah (problem solving) yaitu pemakaian metode dalam aktivitas pembelajaran bersama jalan melatih peserta didik menghadapi bermacam masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan ataupun masalah group buat dipecahkan sendiri atau dengan cara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya yakni investigasi & penemuan yg terhadap dasarnya ialah pemecahan masalah.

Pengajaran Terprogram ( Programmed Intruction )
Metode pembelajaran di mana materi pelajaran disajikan sedikit demi sedikit menurut urutan sistematis.

Arahan ( Tutoring )
Teknik mengajar di mana peserta didik diberikan sebuah pelajaran dengan cara individu dalam wujud pertolongan menuntut ilmu.

Simulasi ( Simulation )
Gerakan mencari ilmu di mana peserta didik ditugasi utk memerankan atau menirukan tingkah laku tokoh-tokoh dari satu buah situasi atau kejadian yg nyata.

Proyek
Gerakan menggali ilmu di mana peserta didik baik dengan cara individual ataupun grup dikasih pekerjaan menyelesaikan aktivitas yg akhirnya mampu diamati.

Resitasi ( Ricitation )
Gerakan pembelajaran berupa menyajikan terhadap sohib sekelas atau grup berkaitan keterampilan yg sudah dikuasai dari hasil studi individu atau group.

Portofolio
Metode mengajar di mana peserta didik ditugasi menyatukan hasil penulisan, hasil pengamatan, hasil kunjungan arena lapang, pengumpulan benda-benda yg relevan dgn maksud pembelajaran dan seterusnya.

Magang ( Internship )
Metode mengajar di mana peserta didik terjun segera ke arena lapang kerja, mempraktekkan teori yg diperoleh dibangku sekolah.

Bertanya Jawab
Teknik mengajar di mana peserta didik & guru saling berinteraksi & berkomunikasi berkaitan bermacam macam materi yg sudah diajarkan.

Narasi
Satu Buah teknik di mana peserta didik diterangkan & diceritakan lewat beraneka ragam cerita-cerita.

Role Playing
Metode Role Playing merupakan sebuah kiat penguasaan bahan-bahan pelajaran lewat pengembangan imajinasi & penghayatan peserta didik. Pengembangan imajinasi & penghayatan dilakukan peserta didik bersama memerankannya sbg tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini kepada biasanya dilakukan lebih dari satu orang, faktor itu bergantung terhadap apa yg diperankan.

Picture and Picture
Picture and Picture merupakan satu buah metode mencari ilmu yg memakai gambar & dipasangkan / diurutkan jadi urutan logis.

Student Teams - Achievement Divisions (STAD)
Peserta Didik dikelompokkan dengan cara heterogen setelah itu peserta didik yg pandai memaparkan anggota lain hingga mengerti.

Examples Non Examples
Examples Non Examples yaitu metode menggali ilmu yg memakai contoh-contoh. Contoh-contoh akan dari kasus/gambar yg relevan dgn KD.

Karakter Siswa

Sebelumnya kami telah menulis tentang Panduang Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada tulisan kali ini kita akan mengenal Karakter Siswa - Yang jadi penentu apa yg dapat dipelajari bukan cuma perancang pembelajaran namun pun karakteristik pebelajar, macam mana pembelajaran dapat dilakukan & pemakaian ketrampilan tersebut nantinya (Dick, et al, 2001 : 95). Karakter Siswa yakni sudut sisi latar belakang pengalaman pebelajar yg berpengaruh kepada efektivitas proses belajarnya ( Seels and Richey, 1994 : 32). Karakter Siswa adalah salah satu variable keadaan pembelajaran. Karakteristik mampu berupa bakat, ketertarikan, sikap, motivasi menggali ilmu, gaya menuntut ilmu, kapabilitas berpikir & kekuatan awal yg sudah dimilikinya ( Uno, 2006 : 58).
Karakter Siswa

Mengenali tingkah laku masukan & ciri-ciri peserta didik yaitu langkah awal yg amat mutlak dalam mendesign pengajaran bagi sebuah komunitas sasaran tertentu ( Munandir , 1987 : 112) Berita yg dimanfaatkan oleh desainer pembelajaran menyangkut masyarakat menuntut ilmu yg dapat memanfaatkan rancangannya meliputi (1) wawasan awal, (2) wawasan berkaitan materi pelajaran,(3) sikap kepada isikan & strategi pembelajaran yg bakal dipakai,(4) motivasi akademik, (5) tingkat pendidikan & kekuatan, (5) pilihan atau preferensi kepada trik mencari ilmu tertentu, (6) sikap kepada organisasi sekolah, & (7) karakteristik kelompok(Dick, et al, 2001 : 97). Aktivitas yg dilakukan buat mengukur wawasan awal ialah pre test dengan cara lisan ataupun catat.
Menurut Smaldino et al. (2008 : 9) pembelajar sanggup mengoptimalkan pemakaian technologi & fasilitas jikalau pembelajar mendalami gimana pebelajar menggali ilmu. Anak remaja sudah mempunyai kebolehan buat memperbaiki, menganalisa, membandingkan & memutarbalikkan pertalian yg abstrak ( Djiwandono, 2004 : 98). Mereka pula telah dapat buat memberikan argumen yg masuk akal berkaitan situasi & keadaan yg tak dialami. Remaja mampu menerima pikiran pikiran orang lain demi menjaga ketertiban diskusi.

Peserta Didik yg mengetahui kegunaan wawasan & ketrampilan yg dipelajari dapat mempunyai motivasi tinggi utk mencapai maksud pembelajaran ( Pribadi, 2009 : 21). diluar itu, motivasi intrinsik utk mencari ilmu sesuatu dipertinggi oleh pemakaian materi yg menarik & pun bersama beraneka trik penyampaian materi pembelajaran (Djiwandono, 2004 : 360).

Selasa, 16 Juni 2015

Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


PANDUAN PENGEMBANGAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


I.                   Pendahuluan

Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar. 

Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi  Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian

II.    Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mencantumkan identitas
·        Nama sekolah
·        Mata Pelajaran
·        Kelas/Semester
·        Alokasi Waktu

Catatan:
Ø  RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
Ø  Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan pendidikan
Ø  Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. Oleh karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam  satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya.



A.Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar). Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a.       urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD
b.      keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
c.       keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

B.     Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi Dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi. Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.       Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi Dasar
b.      Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
c.       Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran


C.Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran berisi  penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan.


D.  Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran  adalah  materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus.

E.  Metode Pembelajaran/Model Pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.

F.   Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar dalam kegiatan pembelajaran harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan dalam setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan :
a. Pendahuluan
    Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan un­tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Inti
    Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di­lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang­kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
    Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un­tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
 
G. Sumber Belajar

Pemilihan  sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.  Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya,  sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.
H.  Penilaian

Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan  teknik  tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.

III. Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Sekolah                             : ..................................
Mata Pelajaran                : ...................................
Kelas/Semester                : ...................................
Alokasi Waktu                 : ...................................

A.    Standar Kompetensi
B.     Kompetensi Dasar
C.  Tujuan Pembelajaran:
D.  Materi Pembelajaran   
E.  Model/Metode Pembelajaran 
F.  Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
§  Kegiatan Awal            :
-   
                        -   
        Kegiatan Inti                      :
                        -   
                                    -
§  Kegiatan Akhir           :
                        -
-    
G.  Sumber Belajar           
H.  Penilaian                     


Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrumen
Instrumen/ Soal

















                                                                                                           
Mengetahui,
Kepala SD/MI ………………………




(_______________________)
NIP :

…….……..,…………………20…….
Guru Mata Pelajaran.




(_______________________)
NIP :